Catatan Perjalanan Gua Ciduren

Mebel – 1358/SPA/2021

Sabtu-minggu, 15-16 Oktober 2022 very special thanks to God for his bless, so we can do this journey safely. Kemarin kami melakukan perjalanan caving ketiga sebelah gua cikenceng dan gua Cikarae. Senang banget karena caving bisa turun lagi, apalagi kali ini turun ke gua vertikal. Sebelumnya aku mau ucapin terima kasih buat semua yang sudah membantu dan menemani perjalanan ini mulai dari awal sampai akhir. Aku salut banget sama semangat kalian, walau sudah lulus semua tetapi masih semangat menemani dalam perjalanan ini. Special thanks untuk papi yang sudah membimbing dan mengajari kami dari “nol” sampai titik ini “0.1” wkwkwkwk. Aku masih ingat waktu pertama ke bintaro untuk belajar caving dengan papi, kami semua full bingung dan Cuma diskusi kosong di bawah DP karena sama-sama ga mudeng wkwkwk. Aku ucapin terima kasih juga untuk mbak prusik yang masih semangat banget untuk ikut turun, dan banyak membantu selama perjalanan, buat jenset sama setar, walau mereka dari divisi GH tapi semangat banget latihan caving (mereka mendeklarasikan divisi mereka yaitu Gaving-GH-caving hahaha) mantab dehh, dijaga semangatnya yaa. Buat divisiku tercinta Enyong, Gambit, yang selalu nemenin dan semangat latihan dan nemenin turun, dan anggota caving lainnya (Hara, Dalu, Jalu, Waktri, Poren, Arno, Garpit, sama Rebon) yang udah banyak membantu sehingga divisi caving bisa jalan lagi, dan tim atas (Kuray dan Bunceh yang rela nyusul pagi-pagi buat bantu jadi tim atas, sama Papi (lagi)) yang rela nunggu berjamjam di mulut gua demi menjaga keselamatan adik-adik juniornya selama turun, dan yang terakhir aku ucapin terima kasih ke Palikar, yang udah menerima dan membimbing perjalanan ini.

Sebenernya, sehabis mabim di Cikarae kemaren, aku ga kepikiran buat ngadain perjalanan lagi sih, tapi suatu hari dapat WA dari papi buat ngadain perjalanan caing lagi, wah! Seketika semangatku yang mulai pudar bangkit kembali karena liat Papi yang semangat lagi buat turun gua haha:v. Aku coba nanya ke angkatan-angkatan diatasku, kata mereka belum pernah liat papi sesemangat ini selama beberapa tahun terakhir. Jujur, aku seneng banget liat papi bersemangat, dan hal itu juga yang bikin aku termotivasi untuk divisi caving aktif lagi. Aku percaya, suatu saat divisi caving bisa ngadain ekspedisi besar lagi, aminnn, mungkin belum sekarang, belum besok, tapi percayalah hal itu bisa jadi kenyataan selama ada niat, doa, dan usaha yang maksimal. Sedikit demi sedikit semua berkat kalian semua saudaraku, caving pasti bangkit… so, nikmati aja prosesnya haha.

Back to topic

Gua Ciduren merupakan sebuah gua di daerah Leuwikaret, Bogor yang tergolong dalam kategori gua vertikal dengan kedalaman +- 23 meter. Gua ini memiliki beberapa pitch, namun yang paling umum ditelusuri hanya 1 pitch saja, sabtu pukul 11.30 WIB kami mulai otw dari posko (walau udah ngaret banget). Perjalanan macet, bikin kesel, sekitar jam 14.00 kami sampai di sekre palikar. Seusai ngobrol-ngobrol bentar sama mereka, kami lanjutan buat simulasi sebelum turun gua. 16.30 Hujan, simulasi ditunda sampai pukul 20.45. simulasi berjalan lancar walau Setar harus ngulang 2x karena sempat trouble wkwk. Esok paginya, kami bersiap turun. Pukul 08.30, aku, Jenset, dan Bang Diki, mulai rigging di mulut gua, lalu pukul 09.30, aku sama bang Diki turun ke pitch 1 buat pasang anchor disana. Setelah anchor selesai dipasang, kami bersiap turun ke gua. Gua Ciduren memiliki mulut gua yang cukup sempit (seukuran pas badan) sehingga kami harus menyesuaikan posisi badan agar masuk, dari atas-pitch 1 memiliki kedalaman +- 3 meter. Pitch 1 sendiri berupa batuan miring sehingga kami harus ekstra hati-hati agar tidak terjatuh. Setelah sampai di pitch 1, kami harus memasang cowstail dan jumar sebagai pengaman. Setelah itu, kami harus memasang autostop untuk turun ke bottom. Di pitch 1, perasaanku agak deg-degan karena langsung dihadapkan dengan sebuah lubang menganga sedalam +-20 meter. Perasaan yang campur aduk antara takut dan semangat membuat adrenalinku terpacu. Aku coba mengarahkan senterku ke bawah kulihat sebuah batu berwana putih ke abu-abuan, awalnya kupikir itu adalah bottom, tetapi setelah bertanya ke bang Diki, ternyata bottomnya masih jauh di bawah, wow! Sebuah pengalaman yang tak terlupakan. Aku dengar suara ketika tali carnmentel dijatuhkan ke bawah. Jauh, lirih, namun kerasa sampai ke jantung. 3/11/22

Oke, aku lanjut. Tekanan dan tegangan pada tali dan autostop saat terbeban membuat detak jantung makin cepat. Perlahan-lahan, aku menuruni gua itu sampai dasarnya. Rasa senang dan semangat karena telah berhasil sampai dasar. Singkat cerita, kami semua akhirnya telah sampai dasar, setelah sempat oper alat untuk penelusur diatas. Jalur di Gua Ciduren menurutku cukup kompleks, jadi cocok untuk latihan teknik penelusuran gua. Mulai dari berjalan biasa, menunduk, merangkak, merayap, sampai chimney semua ada. Awal eksplor kami harus menunduk melewati celah-celah batyan gua, lalu setelah itu trek bervariasi mulai dari melebar, menyempit, sampai pada satu titik kami harus melewati medan berupa jalur sempit di kiri dan kanan yang sulit dilewati dengan cara berjalan, serta lubang ditengah-tengah jalur sedalam +-2 meter, dengan panjang +-5 meter. Disini kami harus memakai teknik bridging untuk melewatinya, serta agar tidak jatuh ke bawah. Setelah melewati trek bridging tersebut, kami tiba di bagian sump. Sump adalah bagian terendam air di dalam gua, yang mengharuskan cavers untuk menyelam. Di beberapa gua membutuhkan alat penyelaman untuk melewati sump tersebut. Disini kami mencoba untuk menyelam sedalam/sepanjang tali webbing yang diikatkan ke tubuh kami. Aku menjadi orang pertama yang menyelam/berenang di sump tersebut, rasanya seru karena sudah lama tidak berenang, sekali berenang di ciduren hahaha. Sump di Ciduren kurang lebih memiliki kedalaman 7 meter (informasi dari palikar dengan panjang yang belum diketahui (entah tembus atau mentok). Huft, senang rasanya berenang, sekalian bersihin badan yang penuh lumpur, lalu kami bergantian menyelam ke sump tersebut. Singkat cerita, setelah puas berenang, kami pun kembali untuk beristirahat dan bersiap-siap keluar gua. Kami beristirahat di chamber “payung”, dinamakan begitu karena disini terdapat ornamen yang berbentuk menyerupai payung. Wahh, indah sekali disana, kami makan bekal yang kami bawa, setelah itu kami menata pencahayaan untuk fotografi. Cekrek.. cekrek… cekrek… kami berfoto. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan balik ke mulut gua. Disini, kami melewati jalan yang berbeda dari sebelumnya. Kami melewati jalur bawah yang cukup sempit sehingga membuat kmi harus merayap dan memiringkan kepala untuk melewatinya. Setelah itu, kami pun sampai di bawah mulut gua. Kami harus melakukan ascending ke atas +- 23 meter lagi. Rasanya cukup lah bikin pegel, tapi syukurlah semua berjalan aman. Di pitch 1 membutuhkan konsentrasi ekstra karena disitu rawan adanya kesalahan. Dengan medan yang miring, serta minim pijakan, membuat kami harus berhati-hati melewatinya. Akhirnya, kami semua berhasil keluar gua dengan selamat, yeyy!!! Setelah semua berhasil keluar, kami bersama-sama membersihkan (cleaning) ancor dan peralatan yang kami bawa dan kembali ke sekre palikar. Perjalanan ini berkesan banget buatku, karena ternyata aku bisa mencapai titik dimana sebelumnya hanya angan-angan
sampai jadi kenyataan. Jadi inget awal ke Bintaro, mulai awal latihan, semangat kalian, tekad kalian… Thanks banget!! Semua gaakan jadi tanpa kalian semua. Semoga next time caving bisa explore gua-gua lain dan bisa ngadain ekspedisi lagi, amin…

Semangat manusia-manusia gua selanjutnya 🙂

CAVING ….. KITA HARUS EXPLORE!!!