Minggu, 8 Maret 2020. D Day!
Rencana perjalanan yang sudah disiapkan jauh-jauh hari pun akhirnya terealisasi. Yap, tebing Citatah menjadi tujuan perjalanan kami dalam mabim tahun ini. Setelah sempat mengalami pengunduran 2 hari karena satu dan lain hal. But it’s okay.
Tebing citatah 125 menjadi pilihan dalam perjalanan kali ini.Tebing yang terletak di kabupaten Bandung, lebih tepatnya di Padalarang merupakan pusat pendidikan untuk sekolah panjat tebing yang ada di Bandung maupun Jabodetabek. Citatah 125 menjadi yang tertinggi diantara tebing disekitarnya. Di sini tersedia banyak jalur pendakian ,baik untuk pemula maupun untuk professional.
Kami menyepakati untuk berkumpul di posko guna mempersiapkan logistik yang akan dibawa nantinya. Tepat setelah shalat zhuhur satu persatu dari kami mulai berdatangan dengan tas gunung di punggungnya. Kami pun mulai disibukkan dengan pembagian barang bawaan yang berkaitan dengan perlengkapan yang dibutuhkan . Setelah Sholat Maghrib kami memutuskan untuk berangkat sekitar pukul 19.05 , kami berdoa dan bersiap – siap untuk berangkat. LET’S ROCK !!!
Sekitar pukul 19.20 kami langsung menuju ke terminal bis dengan tujuan Padalarang. Terdapat 2 rombongan dan rombongan yang pertama sampai duluan , setibanya rombongan pertama kami langsung ditawari oleh bis Primajasa , namun sayangnya rombongan yang kedua masih belum sampai sehingga bis Primajasa pun lewat begitu saja, tetapi selang 15 menit tibalah rombongan kedua. Tidak lama kemudian saat kami sedang menghabiskan waktu sambil berfoto-foto tibalah bis selanjutnya dan kamipun langsung menaruh barang dan segera berangkat.
Setelah 2.5 jam perjalanan akhirnya kami sampai di tujuan .Jujur ini pengalaman pertamaku harus turun di tol ,dan itu pun kami harus buru-buru turun . Kami bergegas mengambil tas dan segera melangkahi pembatas tol menuju jalan setapak. Tidak jauh dari situ kami sudah ditunggu angkot yang akan mengantar langsung menuju tebing citatah. Sebenarnya salah satu dari kami yaitu ‘ dobleh ‘ sudah duluan berangkat karena ia dari Bekasi , dia sedikit kesal karena sudah menunggu kami disana dari jam 2 siang .Dobleh pun berkelakar jadi kenek Abang angkot dari tadi siang ,biar ga bosen nungguin kami. Haha ,maaf kan kami yaa dobleh.
Ada kejadian lucu pada saat kita bersama Abang abang angkot, awalnya kami kira Abang angkot ini sudah hafal jalan menuju tebing citatah ,ternyata Abang ini masih butuh arahan dari kami. Dan lucunya kami harus beberapa kali salah jalan dan sempat menyusuri jalur sempit dan buntu . Kami pun memutuskan putar balik dan mencari alternatif jalan lainnya . Di tengah perjalanan Kadiv kami ‘Leho’ yang duduk di pinggiran pintu angkot membuat kami tertawa ,karena rambutnya yang sedikit panjang didepan kena angin membuatnya mirip dengan penyanyi Andika kangen band . Hahah ,memang ada -ada saja tingkah Kadiv satu ini. Setelah salah jalan ,akhirnya kami sampai di tempat tujuan ,namun kami harus melanjutkan dengan jalan kaki ,kurang lebih 10 menit untuk menuju camp. Pukul 00.30 kami sampai di camp dan langsung membangun tenda untuk istirahat.
Senin , 9 Maret 2020
Nyaris ga bisa tidur semalaman , baru 1 jam tertidur tiba-tiba terdengar suara ayam . Ternyata itu alarm dari tenda sebelah . Saya pun sampai mendengar suara ikram berteriak “woiii alarm siapa tuhh ” dengan suara mengantuk.
Pagi ini kami bangun kesiangan .Pukul 6 pagi kami menyiapkan sarapan . Ga perlu ribet ,kami hanya memanaskan rendang yang sudah saya bawa dari bintaro. Setelah itu kami langsung persiapan duduk untuk segera mulai sarapan .Disekitar camp banyak tumbuh pohon pisang .Jadi setiap makan kami mengambil daun pisang dan dipanaskan dengan api untuk alas makan. Semuanya ” selamat makan ” .
Setelah selesai sarapan kami kaget karena tiba-tiba tas kecil milik Leho hilang. Leho baru ingat kalo ia tadi malam lupa menaruh tasnya kedalama tenda. Padahal didalamnya ada dompet dan beberapa surat-surat penting lainnya. Ga cuma itu , Opanq juga menyadari kalo sepatunya juga ikut hilang . Anehnya dari 2 pasang sepatu ,satu lagi sepatunya ‘ dobleh’ yang juga diletakkan di luar tenda masih ada .Namun si maling cuma mengambil sepatu ‘Opanq’ saja. Pagi ini mengisahkan sesuatu yang harus dijadikan pelajaran penting bagi kami , dimana pentingnya kehati-hatian dalam manajemen barang.
Setelah semuanya tenang ,kami tetap melanjutkan kegiatan. Kami menyiapkan alat untuk materi . Hari ini kami akan melakukan pemasangan anchor untuk materi rapelling . Sebelum memasang anchor, kami melakukan OKA bersama terlebih dahu. Setelah anchor terpasang kami bergantian melakukan rapelling . Agar tidak banyak jeda untuk menunggu, kegiatan dibagi dua ,sebagian lagi melakukan materi lead tidak jauh dari lokasi kami melakukan rapelling . Jam makan siang pun tiba , Soka dan yang lainnya bersiap untuk memasak.
Pukul 5 sore , saat nya untuk melakukan cleaning alat dan persiapan untuk makan malam . Kegiatan hari ini ditutup dengan evaluasi bersama yang dipimpin oleh kadiv kami Leho.
Selasa 10 Maret 2020
Hari ini ada 2 materi yang akan kami pelajari yaitu artificial serta ascending & descending. Untuk materi artificial kami tetap melakukan nya secara bergantian dan materi ascending &descending akan dilakukan di sore hari. Ternyata cuaca hari ini kurang mendukung untuk melanjutkan materi.Jam 3 sore hujan mulai turun membasahi batuan tebing . Kami yang sudah siap untuk melanjutkan materi acending harus berlarian ke lokasi tenda ,karena tenda kami kebanjiran . Aku ,Soka dan Wolu sibuk memindahkan barang-barang di tenda sambil mengeluarkan air yang tergenang di dalam tenda. Setelah semuanya aman , kami tetap melanjutkan materi ,karena ascending bisa dilakukan di lokasi tebing yang tidak terkena hujan .
Pada saat giliran Barong ,Ia melakukan ascending&descending agak lama. Padahal kami hanya melakukan ascending dengan ketinggian kurang lebih 4m .Ia harus mengulanginya hampir 7 kali ,karena kesalahan dalam teknik kuncian . Kami dengan sabar terus memberi arahan agar barong dapat melakukan descending dengan benar. Walaupun memang terasa lelah harus menggantung selama itu , Barong tetap semangat mencoba sampai ia bisa turun lagi.Akhirnya sebelum Maghrib kegiatan kami sudahi dan dilanjutkan dengan cleaning alat. Persiapan makan malam kami lakukan di sebuah warung kebetulan sedang tutup.
Selesai makan malam , Bigi kaget ketika handphone yang lagi di charge di mushola tempat kami makan terjatuh kedalam ember yang berisi air . Sontak sodara yang lain pun ikut kaget ,karena ga cuma handphone ‘Bigi’ yang lagi di charge ,ada 3 handphone lainnya yang ikut juga masuk ke air. Ternyata keempat handphone sodara kami sama-sama ditemukan masuk di dalam ember yang berisi air tersebut. Mereka panik dan mencoba untuk mengaktifkan hp masing -masing , namun hanya 2 handphone yang masih nyala ,sedangkan handphone ‘Bigi ‘ dan ‘ Opanq’ ga bisa nyala lagi. Kejadian ini juga menjadi keteledoran kami karena tidak menyadari adanya air di dalam ember yang ditutup kayu tersebut.
Malam hari masih tetap hujan .Beberapa dari kami sudah beristirahat di tenda masing-masing . Sekarang tinggal kami berempat yaitu saya, Endor ,Kentos dan Opanq yang masih menolak untuk tidur . Kami mengisi waktu dengan bermain kartu ditemani dengan seduhan bandrek yang dibawa oleh ‘wolu’ . Ga terasa jam pun sudah menunjukkan pukul 00.10 . Permainan pun kami sudahi dan segera untuk menyusul sodara yang lain tidur. Besok pagi kami berencana untuk melakukan pendakian ke tebing Citatah untuk melihat sunrise.
11 Maret 2020
04.00 wib ,kami sengaja bangun lebih awal agar perjalanan menuju top tebing Citatah bisa sampai saat matahari pagi mulai terbit. Kami shalat subuh dan bersiap-siap untuk melakukan perjalanan . Sebelum berangkat kami berdoa bersama terlebih dahulu.
Perjalanan menuju top tebing citatah memakan waktu sekitar 30 menit . Sayangnya ketika kami sampai di puncak cuaca tidak mendukung niat kami untuk menikmati sunrise pagi ini . Kabut disertai gerimis yang kami temui saat sudah berada di puncak tebing Citatah 125. Walaupun sedikit kecewa kami tetap berfoto-foto ria diatas sana . Sekitar pukul 07.15 kabut pun sudah mulai hilang dan cahaya matahari menyinari batuan tebing yang sudah basah akibat gerimis sejak tadi. Sangat indah pemandangan dari ketinggian puncak tebing Citatah.Kami tetap disana untuk tetap melanjutkan menikmati indah nya panorama alam di pagi hari .Sebagian ada yang lanjut dengan berfoto sebagian lagi ada yang tiduran menikmati keindahan han pagi ini.
Pukul 8 pagi,kami kembali ke camp.Hari ini adalah hari terakhir kami di tebing Citatah. Kami harus melakukan cleaning alat dan perlengkapan sebelum kembali ke Bintaro. Setelah sampai camp ,kami istirahat sebentar sebelum mulai packing alat.
Siang nya kami mulai beres-beres tenda dan juga alat. Pukul 2 siang semua nya sudah siap. Kami melanjutkan perjalanan untuk kembali ke Bintaro . Dibawah batuan tebing Citatah kami melingkar untuk mendengarkan arahan dari Kadiv dan ditutup dengan berdoa bersama.
Kami menyusuri jalan setapak menuju jalan raya untuk pulang ke Bintaro. Setelah sampai di jalan raya kami memesan grab menuju tol tempat lewatnya bis. Sebelum naik bis kami sempat kan makan siang di pinggiran jalan. Setelah makan kami menuju pinggiran tol untuk menanti bis tujuan Lebak bulus .
Tak lama kemudian bis yang kami tunggu lewat .Kami harus naik bis ini buru-buru .Semuanya dengan sigap menaruh tas masing-masing di bagasi bis ,dan segera naik ke dalam bis. Sampai di Lebak bulus sekitar pukul 7 malam ,kami melanjutkan perjalanan dengan naik grab menuju Bintaro . Kami menuju posko untuk menaruh barang bawaan ,terutama alat . Syukurlah semuanya bisa sampai di Bintaro lagi dengan selamat.
Dalam perjalan kali ini banyak cerita dan juga pelajaran berharga untuk kedepannya. Keakraban membuat perjalanan kami sangat berarti . Banyak kejadian -kejadian lucu dan kocak yang akan menjadi bahan cerita nanti nya. Kerja sama dan juga kehati-hatian sangat dibutuhkan dalam melakukan kegiatan ini. Kedepannya akan tetap dilakukan perjalanan untuk melakukan kegiatan panjat tebing di tebing-tebing indah lainnya. Dengan cerita dan keseruan yang akan kami rindukan.
Fira “Picil” Zalianita CSPA/2020
RC ” Let’s Rock !!!