Catatan Perjalanan MABIM ORAD 2020
Sungai Cianteun
Jum’at, 6 Maret 2020
Sungai Cianteun terletak di Kampung Muara Jaya, Desa Ciaruten Ilir, Ciampea, Bogor. Adalah sungai yang menjadi tujuan kami, Siswa Mabim ORAD 2020 untuk menimba ilmu di bidang olahraga Arung Jeram. Segala persiapan mulai dari logistik, informasi, peralatan sampai kesiapan fisik dan mental telah kami siapkan. Sebelumnya kami juga sudah membentuk kepanitian agar perjalanan ini bisa disiapkan dengan rapi dan terstruktur. Korom, pengidap penyakit vertigo, adalah yang terpilih sebagai korlak perjalanan kami. Meskipun terkenal karena kondisi fisik yang suka menggelap, tapi diantara kami, Korom adalah siswa paling disiplin, bertanggungjawab, dan kuat. Di bawah pimpinan dia, kami bisa berhasil menyelesaikan perjalanan ini dengan baik dan selamat. Kalau pun ada hal-hal yang tidak baik selama perjalanan berlangsung, tentu Korom lah orang yang siap disalahkan. Memilih Sungai Cianteun sebagai tujuan Kami, juga melalui proses pertimbangan yang panjang. Hingga akhirnya kami memutuskan berangkat ke sana pada hari Jum’at. Dalam manper dan kesepakatan rapat, Kami akan berangkat pukul 20.30 tapi karena Bunceh dan Kinjeng yang beli makan malam lama banget dan Kami juga harus cek ulang kesiapan peralatan, keberangkatan jadi molor sampai jam 11 malam. Molornya keberangkatan juga dikarenakan, saudara Kami, Obing yang tiba-tiba lenyap bersama motor maticnya dan tiba-tiba muncul sebelum Kami memutuskan mengerahkan tim SAR untuk mencari keberadaan Obing. Kami berangkat naik motor berboncengan membentuk satu barisan motor seperti arak-arakan supporter. Ada sekitar 13 orang yang berangkat saat itu, mereka adalah Jalen, Kak Peget, Bunceh, Kak Sela, Opor, Obing, Kak Ujank, Kak Jaer, Korom, Riyus, Pining, Kinjeng dan Wagu. Kira-kira pukul 01.30 dini hari, kami sampai di markas Cianteun Rafting, kedatangan Kami disambut oleh Bang Badru, abang ini yang akan memandu dan membimbing kami selama perjalanan rafting dua hari ke depan. Setelah perjalanan yang cukup melelahkan berkendara dari Bintaro-Bogor, Kami beristirahat di Markas Rafting Cianteun guna mempersiapkan tenaga untuk memulai pengarungan esok hari.
Sabtu, 7 Maret 2020
Pengarungan hari pertama, agak molor tidak sesuai dengan manper yang telah disepakati. Karena Kami bangun dan masak untuk sarapan terlalu siang. Menu sarapan hari ini adalah sayur sop dan tempe goring ala Pinimstamina terjaga saat pengarungan. OKA hari pertama, dipimpin oleh Korom dan Jalen. Setelah itu, salah satu senior kami Kak Ujank, menyampaikan materi dasar terkait pengarungan, seperti teknik mendayung, bagian-bagian dayung, dan teknik komunikasi saat pengarungan. Review materi selesai, saatnya kita langsung praktek di sungai. Hal dasar yang kita pelajari pertama adalah cara portaging, yaitu mengangkat perahu dari tempat penyimpanan menuju tepi sungai. Teknik mendayung yang telah direview oleh Kak Ujank langsung kami praktekkan saat itu. Tidak cuman teknik mendayung, kami juga belajar bagaimana cara berenang di arus jeram. Jam 10 tepat latihan preaktek selesai. Kami mulai bersiap untuk pengarungan yang sebenarnya. Kami ketambahan 4 orang lagi yang akan bergabung dalam pengarungan, Kak Kalonq, Kak Genter, Kak Omol, dan Kak Oyeng. Peralatan pengarungan disiapkan, masing-masing dari kami membawa helm pelindung, pelampung, dan dayung, dalam pengarungan kali ini kami memakai 3 buah perahu. Semua peralatan dan perahu dinaikkan ke atas mobil box yang sekaligus akan membawa Kami ke titik awal pengarungan. Kami hanya menyewa satu mobil box yang akan bolak balik menjemput tim kami. Perjalanan dari Basecamp ke titik awal pengarungan memakan waktu sekitar 30 menit. Kami membagi dua tim kami, tim yang kebagian berangkat pertama kali bertugas memompa dan menyiapkan perahu yang akan digunakan untuk pengarungan. Tim pertama beruntung mendapat Kesempatan belajar bagaimana caranya memompa perahu sekaligus belajar apa saja bagian perahu dan fungsinya.
Sembari menunggu tim yang akan menyusul ke titik awal pendakian, Kami yang telah sampai lebih awal duduk-duduk di tepi sungai, sambil bercanda dan melempar topik pembicaraan. Dari topik pembicaraan Kami, yang paling menarik adalah tentang seorang operator rafting yang berotot besar, beringas, gagah berani, membahana, dan menawan. Yang kemudian kami sebuat dia sebagai “Jack Kahuna” atau Bang Jack (nama tersebut bukan nama asli, jika ada kemiripan dengan suatu tokoh, itu hanyalah kebetulan belaka). Tidak lama setelah Kami ‘melantik’ Bang Jack, tim kedua datang. Sebelum memulai pengarungan, kita awali dengan berdoa dan membagi tim menjadi tiga, sesuai dengan jumlah perahu yang kita gunakan. Perahu 1 ada Kinjeng, Wagu, Kak Peget, Obing, dan Kak Jaer, perahu 2 ada Kak Kalonq, Bunceh, Riyus, Kak Ujank, Kak Oyeng, Kak Genter, dan Kak Omol, lalu di perahu 3 ada Jalen, Pining, Opor, Kak Sela, Korom, dan Bang Badru. Masing-masing perahu didampingi satu orang operator, kecuali perahu 2 yang didampingi oleh Kak Kalonq. Selain itu, tim kami juga didampingi oleh Bang Jack yang menggunakan kayak. Oke, semua sudah siap. And the journey begins!
Pengarungan kami dimulai sekitar pukul 11.30 dengan estimasi 3 jam sampai di basecamp. Keadaan sungai saat kami mengarung memang agak surut, tidak seperti yang kami lihat waktu survei lokasi. Tapi pengarungan kami tetap seru. Saat pengarungan itulah Kami dihadapkan dengan kondisi sesungguhnya dari materi-materi yang sebelumnya hanya Kami dengar. Sepanjang pengarungan, kalau beruntung kami dapat melihat biawak berpose di bebatuan pinggir sungai. Kadang kami juga bertemu dengan anak-anak yang sedang mandi sambil bermain di tepian sungai yang dangkal. Pengarungan kali ini juga terasa asik, karena sumbangsih Bang Badru yang jahil dan iseng. Bang Badru ini kerap bergurau dengan mendorong jatuh beberapa anggota tim kami, terutama yang cewek, biasanya Pining dan Kak Sela yang menjadi target keisengannya. Setelah sekitar 1-2 jam mengarung, kami minggir untuk istirahat sejenak, sambil menyantap bekal roti kami. Oh iya, dalam pengarungan hari ini selain mempraktekkan beberapa teknik mendayung, Kami juga belajar bagaimana caranya membalikkan perahu, kalau nanti perahu kita terbalik. Yang paling seru adalah saat Kami, Siswa MABIM ditemani Bang Jack, mencoba body rafting atau renang jeram. Body Rafting adalah teknik mengarungi jeram tanpa menggunakan perahu, jadi hanya mengandalkan teknik berenang dan anggota tubuh saja. Awalnya nyali Kami ciut melihat jeram deras yang harus kami taklukkan, tapi itu tidak membuat Kami berhenti, walaupun awalnya Kami saling menunjuk soal siapa yang akan melakukannya duluan. Ada kejadian lucu saat Kami mencoba renang jeram, Obing salah satu anggota tim kami, sempat hanyut sangat jauh sebelum akhirnya direscue oleh Bang Badru, Obing juga sempat muntah-muntah saat Kami latihan praktek sebelum pengarungan. Selain itu, beberapa anggota tim Kami juga ada yang melakukan kesalahan teknik saat body rafting, akibatnya tubuh menghadap ke arah berlawanan dengan arah arus, posisi tubuh seperti ini berbahaya karena kita tidak bisa mengantisipasi kalau-kalau ada bebatuan di depan kita.
Setelah cukup beristirahat, Kami melanjutkan pengarungan sampai menuju basecamp. Sekitar pukul 15.30 kami sampai di basecamp rafting. Materi yang Kami dapatkan di hari pertama ini adalah teknik flip perahu dan renang jeram atau body rafting. Pengarungan hari pertama selesai, alat-alat dan perahu dibereskan. Kami mulai beberes badan dan memasak untuk makan malam. Setelah kita, Kami mengadakan evaluasi untuk meninjau ulang bagaimana pengarungan Kami tadi. Dari beberapa point evaluasi, yang paling ditekankan terutama oleh Bang Badru, adalah sifat pasif kami. Kami akui memang dari Siswa MABIM sendiri kurang aktif dalam bertanya dan belajar, Kami cenderung diam dan menunggu instruksi daripada bertanya dan mencoba. Sebuah kekurangan yang paling harus diperbaiki di pengarungan. Setelah evaluasi, Kami melakukan aktivitas masing-masing, ada yang masih mengobrol, rebahan dan ada juga yang sudah tidur lebih dulu. Pengarungan hari kedua besok, harus lebih baik. Dan kami sudah siap!
Minggu, 8 Maret 2020
Semua bangun lebih pagi di hari kedua. Sarapan langsung dimasak oleh dua orang chef andalan kami. Menu sarapan pagi ini adalah nasi goreng sosis dan nugget, walaupun lebih mirip mashed potato daripada nasi goreng karena air yang dimasukkan waktu memasak nasi terlalu banyak. Rasa lapar tidak mengenal negosiasi, akhirnya mashed potato goreng sosis dan nugget itu kami santap sampai habis juga. Setelah makan, persiapan dilakukan. Perlengkapan pengarungan dan perahu dinaikkan ke atas mobil box. Seperti kemarin, tim kami bagi jadi dua, yang dapat giliran pertama berangkat yang bertugas menyiapkan perahu. Perahu sudah siap, safety kit dan peralatan juga siap, dan anggota tim sudah lengkap. Sebelum berangkat, kali ini Bang Ryan a.k.a Jack Kahuna yang memimpin pemanasan, lalu berdoa dipimpin oleh korlak. Yes, Cihuyyy! Pengarungan kali ini dimulai lebih pagi, lebih terstruktur dan tersusun rapi. Materi-materi yang akan kami pelajari sudah dikurikulumkan sebelumnya oleh para operator. Kami tidak ingin mengulangi kesalahan kemarin. Kali tim dibagi menjadi 3 juga, namun dengan komposisi anggota yang berbeda. Perahu 1 ada Jalen, Korom, Kak Oyeng, Obing, dan Kak Sela, perahu 2 ada Pining, Opor, Kak Ujank, Kak Omol, Kak Kalonq, Riyus, dan sisanya di perahu 3. Kali ini Kami tidak ingin menyia-nyiakan Kesempatan untuk belajar lebih banyak. Kami menjadi lebih cerewet, bertanya ini dan itu. Operator rafting juga banyak menjelaskan dan bercerita. Kami mendapat banyak ilmu seperti bagaimana bisa jeram itu terjadi, jenis-jenis jeram yang kita arungi, sampai teknik menjadi skipper yang baik. Bagi yang didampingi oleh Bang Jack, ceritanya soal bagaimana dia didiklat dulu, penjelasannya mengenai jeram-jeram yang kita arungi, dan bagaimana dia mengajari kami menjadi skipper yang baik adalah wawasan yang berharga dan baru bagi Kami. Jalen mendapat kesempatan langsung diajari bagaimana menjadi skipper oleh Bang Jack, yang kemudian itu juga menjadi ilmu yang manfaat bagi Kami yang menyimaknya. Di pengarungan kali ini, kami bertemu dengan Wanadri Indonesia yang kebetulan juga sedang melakukan pengarungan bersamaan dengan Kami, juga ada beberapa tamu yang berwisata.
Sampai di bagian sungai dengan arus yang flat dan datar, masing-masing perahu Kami sengaja diflip, untuk sekaligus belajar teknik membalikkan perahu apabila mengalami flip. Yang paling sulit dari teknik ini adalah naik ke perahu setelah diflip tanpa bantuan dari orang yang ada di atas perahu. Masih ada beberapa dari tim Kami yang belum bisa, hingga harus dibantu dari atas oleh anggota tim yang lain. Pengarungan kali ini ada yang special, Kami diberi Kesempatan mencoba melewati jeram hole. Hole adalah jeram yang terjadi karena penurunan ketinggian suatu sungai secara tiba – tiba, disebabkan oleh batu yang cukup besar pada dasar sungai dan hampir muncul ke permukaan sungai. Melewati jeram ini dibutuhkan kekompakan dan kerjasama tim yang bagus. Jeram ini lah yang menurut Kami adalah jeram terseru selama pengarungan dua hari ini. Perahu yang dioperatori oleh Bang Badru bahkan sempat berputar-putar di jeram ini sebelum akhirnya berhasil keluar.
Entah rasanya pengarungan di hari kedua terasa lebih cepat. Pukul 14.00 kami sudah sampai di basecamp pengarungan, padahal Kami juga beristirahat ditempat yang sama. Setelah sampai di basecamp, kami tidak langsung beberes. Didampingi senior dan beberapa operator, Kami Siswa MABIM ORAD 2020 disuruh mempraktekkan satu per satu soal renang jeram dan lempar rescue rope. Jadi, Kami dipasangkan dengan anggota tim Kami, yang satu renang jeram, dan yang satu lagi melempar rescue rope ke arahnya. Begitu terus bergantian sampai semua dari Siswa sudah mencoba. Setelah itu, Kami mempraktekkan flip perahu sendirian secara bergantian menggunakan tali yang dikaitkan dengan carrabiner. Lucunya, Wagu dan Jalen, dua raksasa ORAD tidak memerlukan alat untuk membalikkan perahu kembali ke posisi semula, karena berat badan mereka saja sudah cukup untuk membalikkan perahu. Setelah semua selesai mencoba praktek dua materi tersebut, maka berakhirlah pengarungan hari kedua Kami. Peralatan dan perahu semua Kami bereskan. Hal lucu kembali terjadi saat Kami melakukan portaging perahu. Kak Ujank kabarnya hampir mati tergencet perahu paling berat, yang diangkat oleh tiga orang sombong yang merasa kuat. Untungnya, dia tidak jadi mati. Setelah semua beres, kami memasak untuk makan malam. Makan malam kali ini adalah yang paling enak, nasi yang matangnya pas dengan lauk omelet dan sarden. Evaluasi digelar lagi malam ini. Bang Badru, Bang Jack dan temannya, menyampaikan evaluasi mereka soal pengarungan tadi. Setelah evaluasi selesai, Kami berpamitan pada mereka untuk pulang. Operator yang ramah dan ilmu yang Kami dapat dari mereka adalah dua hal berharga yang didapat dari Cianteun. Malam itu, kami berkendara pulang ke Bintaro membawa memori Cianteun yang terkenang.