Pengalaman adalah guru yang terbaik. Mungkin itulah yang bisa mewakilkan bagaimana latar belakang adanya program kerja STAPALA kali ini, khususnya divisi Gunung Hutan. Bercermin dari pengalaman tahun lalu, Stapala sangat jarang melakukan perjalanan dimana terasa seperti bertolak belakang dengan “jati diri” organisasi kepencintaalaman sebagaimana mestinya.

Di penghujung November 2016, struktur organisasi baru telah terbentuk ditandai dengan disahkannya hasil RAT (Rapat Anggota Tahunan). Masing-masing kepala divisi telah terpilih dan mulai mengutarakan ide dan pendapatnya terkait program kerja yang akan direalisasikan dalam setahun ke depan. Tercetuslah program kerja Divisi Gunung Hutan yang digagas oleh Fiki “Jebul” Hidayat (1068/SPA/2017) sebagai kepala divisi yaitu “38 Gunung untuk 38 Tahun STAPALA”. Mengadopsi program kerja tiga tahun sebelumnya bertajuk kegiatan perjalanan STAPALA dalam rangka 35 tahun yang punya misi melakukan perjalanan ke 35 titik, baik gunung maupun pantai secara serentak.

Program kerja mulai terhitung bulan Februari 2017. Diawali dengan menentukan ke-38 gunung yang akan didaki, pemilihan penanggung jawab untuk setiap wilayah pendakian, hingga pelaksanaan secara teknisnya. Gunung Raung, itulah yang menjadi puncak pertama yang menandai dimulainya program ini. Pendakian ini sekaligus merupakan masa bimbingan siswa diklat 2017 khusunya divisi Gunung Hutan. Puncak sejati berhasil didaki namun ada cerita dibalik pendakian pertama ini, Ronald “Kutir” Maduwu (1168/SPA/2017) dan Arie “Gemak” Aulia (1178/SPA/2017) yang pada saat itu masih menjadi siswa diklat, belum berhasil mencapai puncak karena keadaan Kutir yang sedang kurang fit dan Gemak mendapat tugas untuk menemaninya di camp.

Perjalanan demi perjalanan terus dilakukan untuk merealisasikan program kerja ini, teknisnya siapa pun anggota STAPALA diperbolehkan untuk mendaki gunung yang termasuk dalam daftar gunung yang telah ditetapkan. Banyak pengalaman yang didapatkan selama pendakian baik itu pengalaman yang baik maupun buruk mulai dari hampir kehabisan nafas karena tersembur gas belerang di puncak Kerinci, tersesat di gunung Pangrango karena terpisah dari rombongan, dan lalai dalam mengambil jalur yang semestinya, sampai harus berusaha untuk menemukan puncak gunung Kawi yang belum populer di kalangan pendaki.

Sampai saat ini, 30 gunung telah berhasil dicapai oleh STAPALA yaitu Gunung Tujuh, Marapi, Talang, Kerinci, Ciremai, Cikuray, Gede, Pangrango, Salak, Papandayan, Guntur, Sumbing, Slamet, Prau, Merapi, Merbabu, Ungaran, Lawu, Arjuno, Welirang, Anjasmoro, Argopuro, Butak, Kawi, Bromo, Ijen, Raung, Semeru, Latimojong dan Rinjani. Pendakian tersebut dilakukan mulai dari bulan Maret sampai November oleh tim pendakian STAPALA.

Besar harapan untuk seluruh tim pendakian agar bisa menyelesaikan pendakian yang belum dilaksanakan sebelum 24 November 2017, bertepatan dengan HUT Stapala yang ke-38. Terimakasih untuk segala dukungan bagi seluruh anggota STAPALA yang telah turut mensukseskan program ini.