DAY 1

1 Maret pukul 07.00 adalah waktu yang ditargetkan untuk berangkat ke Bogor dalam rangka masa bimbingan divisi caving stapala tahun 2024. Sebagian sudah berada ditempat yang ditentukan yaitu posko pada jam 06.50, namun karena ada beberapa saudara lainnya yang belum datang karena berbagai faktor serta terdapat beberapa barang logistik yang belum selesai dikemas waktu berangkat pun mundur.

Kurang lebih pukul 08.38 kami pun berangkat ke Bogor dengan mengendarai motor, adapun saudara-saudara yang berangkat terdiri dari CSPA dan senior yang totalnya berjumlah 20 orang. CSPA yang berangkat berjumlah 13 orang yaitu Boming, Boang, Siten, Obin, Sanres, Terpan, Wudi, Gondes, Kose, Parpel, Suhu, Cacing, Resang. Sedangkan untuk seniornya, Kak Sanset, Kak Joplit, Bang Mebel, Kak Prusik, Kak Tongat, Kak Sebong dan Kak Ganal.

Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 20 menit, pukul 09.00 beberapa dari kami yang bahan bakar motornya tidak penuh memutuskan untuk singgah di pom bensin guna menghindari kehabisan bensin dijalan. Sembari menunggu saudara-saudara yang mengisi bensin, saudara lainnya menghabiskan waktu dengan membeli minum dan bercengkrama dipinggir pom bensin. Kami terkejut sekaligus tertawa melihat salah satu saudara kami yaitu Parpel membawa kacamata hitam dan mengenakannya guna menghindari paparan panas sinar matahari pagi itu.

Selesai mengisi bahan bakar, kami bergegas melanjutkan perjalanan ke Bogor. Terdapat banyak kejadian dijalan yang dialami oleh saudara-saudara kami, mulai dari ketinggalan jejak kak Sanset, mengantuk dijalan yang hampir mengakibatkan kejadian yang tidak-tidak, sampai terlambat menyalakan lampu sen sehingga dimarahi oleh bapak-bapak random. Kami sampai dilokasi setelah 1 jam 46 menit kemudian yaitu pukul 10.46.

Setelah memarkirkan motor didekat sekre palikar, pukul 10.51 kami bersilaturahmi sejenak dengan penunggu sekre. Adapun pembuka perbincangan itu adalah Kak Sanset dan Kak Sebong. Topik yang dibahas mengenai letak gua, peta gua, daerah mana yang tidak diperbolehkan untuk masuk sebab daerah tersebut merupakan mata air warga, dan hal-hal lainnya terkait goa vertikal maupun goa horizontal.

Kurang lebih 15 menit berbincang dengan penunggu sekre, kami menyudahi kegiatan menyambung silaturahmi itu. Pukul 11.06 kegiatan dilanjutkan dengan menurunkan semua carrier dan barang bawaan dari motor dan mengumpulkannya disatu titik. Briefing selama 5 menit dilaksanakan guna mengetahui kegiatan selanjutnya.

Setelah briefing, pukul 11.11 kegiatan dilanjutkan dengan pendirian tenda, karena tenda yang ingin didirikan berjumlah cukup banyak, kami pun membaginya menjadi beberapa kelompok. Namun terdapat kesalahan saat pendirian tenda yaitu beberapa tenda didirikan diatas tanah yang memiliki kemiringan yang cukup signifikan dan karena saat itu musim hujan mobilitas keluar masuk tenda menjadi agak sulit karena licinnya lumpur disekitar.

Setelah 1 jam memasang tenda, rundown kegiatan selanjutnya adalah pemasangan tali untuk kloter 1 dan makan siang. Agar cepat selesai, tugaspun dibagi. Saudara-saudara yang melaksanakan shalat jumat segera pergi ke masjid terdekat, saudara yang tidak melaksanakan shalat jumat membeli makan siang dan menjaga barang bawaan, sisanya melakukan shalat dzuhur di mushola dekat sekre palikar. Pukul 13.38 sebagian saudara yang berada diarea tenda memulai makan siang, sedangkan untuk makanan rigging-man disusulkan setelahnya. Adapun menu makan siang hari itu adalah nasi dengan lauk berupa ati dan telur balado. Sedangkan untuk minumannya adalah air putih dan es teh (bagi yang mau). Setelah berdoa bersama, makan siangpun dilaksanakan.

Jam menunjukkan pukul 14.02, saudara-saudara yang termasuk dalam kloter 1 (obin, suhu, kose, siten) bersiap-siap menggunakan set untuk menuruni goa. Sedangkan 2 senior yang termasuk dalam kloter 1 yaitu Kak Sanset dan Kak Joplit masih memasang tali utama yang digunakan untuk turun. Adapun tim atas berasal dari perwakilan kloter 2 dan 3 yaitu Parpel, Boang, dan Cacing.

Pada pukul 14.40 hujan mulai mengguyur. Akibatnya, jalan menjadi licin dan semua orang yang berada disini kebasahan termasuk yang berada dibawah tenda yang telah didirikan, hal ini disebabkan karena angin yang cukup kencang disertai derasnya hujan membuat hampir semua perlengkapan yang kami bawa menjadi basah.

Berdasarkan rundown yang telah dibuat, seharusnya descending/turun oleh kloter 1 dilaksanakan pada pukul 14.00 sampai 15.00 dilanjutkan dengan explore bottom 14.40-16.00. Namun, disebabkan karena adanya beberapa kesalahan teknis dan medan yang cukup ekstrim akibat hujan maka descending/turun menjadi terlambat. Sebenarnya, pukul 14.52 semuanya sudah siap baik dari rigging-man, cspa, maupun tim atas tetapi karena adanya sedikit perbaikan pada anchor waktu menjadi tidak sesuai dengan estimasi pada rundown.

(proses perbaikan anchor oleh kak sanset dan kak joplit)

Selama proses perbaikan anchor, saudara-saudara yang lain mengisi kegiatan dengan berbagai macam aktivitas, ada yang mendokumentasikan tiap-tiap kegiatan, membuat kopi untuk menghangatkan tubuh, memperbaiki tenda sampai mengecek seluruh perlengkapan yang akan digunakan untuk turun. Seiring berjalannya waktu sembari menunggu senior kami sedikit bertukar cerita tentang diri masing-masing.

Saat sedang larut dalam obrolan, tiba-tiba salah seorang saudara kami yaitu Parpel berteriak kaget yang sontak membuat kami penasaran dengan apa yang terjadi. Rupanya, saat ia mendokumentasikan pohon yang ada dibelakang kami, ia melihat sesuatu berwarna hitam yang bergerak kearah kami, saat melihat dengan teliti itu adalah kalajengking dengan ukuran setelapak tangan orang dewasa. Bang Cacing menyuruh kami untuk membuangnya jauh-jauh sebab apabila kalajengking itu sampai menyengat, maka bukan tidak mungkin akan menimbulkan efek yang fatal. Setelah mendengar perintah Bang Cacing, Siten bergegas mengambil kayu panjang dan mengusir kalajengking itu. Hal ini membuat kami lebih waspada dengan lingkungan sekitar, sebab apabila Parpel tidak sedang melihat kebelakang, bukan tidak mungkin kalajengking itu akan menyengat kami.

Tidak terasa, jam menunjukkan pukul 16.54, kloter 1 pun akhirnya melakukan descending/turun satu-persatu dimulai dari CSPA Siten, dilanjutkan oleh Suhu, Obin dan Kose.

Setelah semua anggota dari kloter 1 turun, tim atas yang berjaga yaitu Bang Cacing dan Boang menunggu diatas sambil sesekali mengecek bagaimana keadaan kloter 1 dibawah. Hujan yang semakin lebat membuat kami basah karena tendanya bocor. Kami menghabiskan waktu dengan bercerita dan meminum kopi hangat sembari berjaga kalau-kalau ada panggilan dari saudara-saudara kami di kloter

  1. Kurang lebih pukul 19.30 Kak Prusik dan Kak Sebong datang dan menyuruh kami untuk bergantian sebab Bang Cacing sudah basah kuyup diikuti dengan aku yang menggigil kedinginan. Aku dan Bang Cacing kembali ke sekre palikar untuk berisitirahat dan makan malam.

Kira-kira antara pukul 22.30 sampai 23.00 kloter 1 sudah berada di sekre palikar. Karena sudah larut malam dan suasananya sangat dingin, mereka bergegas untuk mandi, berganti pakaian, beribadah, makan malam, dan kemudian beristirahat.

DAY 2

Pagi hari pukul 06.00 beberapa dari kami sudah terbangun. Sebagian melaksanakan ibadah, sebagian lagi melakukan pembersihan diri. Pukul 06.30 kami mulai memasak untuk sarapan, adapun menu yang kami masak adalah nasi, tumis kangkung, dan tempe goreng. 1,5 jam setelah aktivitas memasak dimulai, sarapan pagi pun dilakukan yaitu pukul 08.00

Sarapan selesai dilakukan kurang lebih 30-45 menit kemudian. Rigging-man day 2 beserta assist bergegas untuk melakukan pemasangan tali yang akan digunakan untuk kloter 2 dan 3 hari itu. 

Pukul 09.40 seperti biasa, sembari menunggu pemasangan, kami melakukan kegiatan yang bisa memperkuat bonding, kebetulan hari itu melakukan permainan kartu poker menjadi pilihan kami. Tidak semuanya ikut dalam permainan itu, beberapa saudara lainnya memutuskan untuk goleran di sekre palikar dan sisanya hanya melihat saja bagaimana teknis dari permainan yang dilakukan.

Setelah menunggu selama beberapa jam, kloter 2 yang terdiri dari Boming, Boang, Parpel, Sanres dan Bang Resang pun bersiap menggunakan coverall beserta set yang diperlukan. Saat sampai di goa, kak Sanset berpesan untuk berhati-hati apabila mendekati pohon bambu karena beberapa menit sebelum kami tiba senior menemukan seekor kobra.

Waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba, kurang lebih saat waktu dzuhur kloter 2 melakukan kegiatan descending/turun. Senior yang mendampingi kami adalah Kak Mebel dan Kak Sebong. Kami menuruni goa dengan berhati-hati.

Karena keterbatasan alat, saat sebagian dari kami sudah turun, sebagiannya masih diatas untuk menunggu pengoperan alat. Di dalam goa, kami menemukan banyak hal yang bisa dieksplor mulai dari hewan-hewan yang ada di goa sampai ornament yang kami temukan. Kak Mebel dan Kak Sebong menjelaskan dengan cukup jelas sehingga kami mengerti dengan hal-hal yang kami temukan.

Setelah menunggu selama beberapa jam, kloter 2 yang terdiri dari Boming, Boang, Parpel, Sanres dan Bang Resang pun bersiap menggunakan coverall beserta set yang diperlukan. Saat sampai di goa, kak Sanset berpesan untuk berhati-hati apabila mendekati pohon bambu karena beberapa menit sebelum kami tiba senior menemukan seekor kobra.

Waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba, kurang lebih saat waktu dzuhur kloter 2 melakukan kegiatan descending/turun. Senior yang mendampingi kami adalah Kak Mebel dan Kak Sebong. Kami menuruni goa dengan berhati-hati.

Karena keterbatasan alat, saat sebagian dari kami sudah turun, sebagiannya masih diatas untuk menunggu pengoperan alat. Di dalam goa, kami menemukan banyak hal yang bisa dieksplor mulai dari hewan-hewan yang ada di goa sampai ornament yang kami temukan. Kak Mebel dan Kak Sebong menjelaskan dengan cukup jelas sehingga kami mengerti dengan hal-hal yang kami temukan.

Masih banyak lagi yang kami temukan seperti kalajengking tanpa bisa, kelelawar, kodok, sampai tempat yang bernama sump. Namun karena derasnya arus saat berada di goa sehingga dokumentasi terhadap penemuan-penemuan tadi menjadi terbatas.

Explore bottom oleh kloter 2 pun selesai, kami melakukan ascending/naik kira-kira pada pukul 16.30 untuk dilanjutkan kloter 3 yang akan bersiap melakukan descending/turun. Kloter 3 terdiri dari Bang Cacing, Wudi, Terpan, Gondes didampingi oleh seniornya yaitu Kak Prusik dan Kak Tongat. Kloter 3 melakukan descending/turun kurang lebih pukul 17.00.

Karena hari yang semakin larut dan hujan turun dengan deras, kloter 3 segera melakukan descending sedangkan kloter 2 sebagian menjadi tim atas dan sebagiannya lagi kembali ke sekre untuk berganti baju dan beristirahat. Malam hari sepertinya tidak ada makan malam dikarenakan derasnya hujan yang membasahi meja yang biasa kami gunakan untuk memasak, opsi lain adalah memasak di sekre palikar namun sepertinya juga tidak mungkin dikarenakan di sekre terdapat banyak kabel dan aliran listrik sehingga dikhawatirkan terjadi yang tidak-tidak apabila memaksakan masak di sekre.

Kira-kira pukul 22.00 lewat, kloter 3 selesai melakukan explore bottom dan ascending yang dilanjutkan dengan kegiatan cleaning alat, setelah itu mereka kembali ke sekre palikar karena hari sudah semakin larut malam. Sebagian saudara yang lain sudah tertidur di tenda ditemani dengan suara gerimis hujan yang tidak berhenti sejak sore hari. Usai membersihkan badan, dan beribadah saudara- saudara kami dari kloter 3 dan beberapa senior pun menyusul untuk ikut beristirahat.

DAY 3

Seperti hari sebelumnya, pagi hari di hari terakhir kami berada di Desa Leuwikaret ini diawali dengan berbagai macam aktivitas seperti beribadah, melakukan pembersihan diri, dan bersiap untuk memasak. Pukul 07.00 beberapa dari kami sudah mulai memasak nasi, sup, dan sarden.

Pukul 08.20 kami selesai melaksanakan sarapan. Agenda selanjutnya adalah menyusuri goa horizontal untuk berfoto bersama. Kami bersiap-siap sembari menunggu peminjaman kunci pagar goa dengan memakai baju lapangan, slayer, helm, dan sepatu boots. Namun, karena adanya keterbatasan jumlah helm dan sepatu maka sebagian menggunakan helm motor dan sepatu olahraga biasa. Kira- kira pukul 09.10 kami berangkat dari sekre palikar menuju goa horizontal. Setelah sampai didepan goa yang tertutup oleh pagar beberapa dari kami berusaha untuk membuka gembok yang mengunci pagar tersebut.

Cukup lama kami menunggunya, namun pagar itu tak kunjung bisa dibuka. Akhirnya, salah satu saudara kami iseng untuk membuka pagar disebelahnya yang terlihat seperti tidak berkaitan dengan pagar yang dikunci, kami pikir itu tidak akan membuahkan hasil tapi ternyata setelah pagar tadi diangkat dan digeser kami bisa memasuki goa horizontal itu. Jalanan yang cukup licin membuat beberapa dari kami terpleset. Kurang lebih 10-15 menit menyusuri goa, kami sampai di spot foto yang cukup estetik.

Pose demi pose terlewati, hingga jam menunjukkan pukul 11.00 waktunya kami kembali ke sekre palikar untuk bersiap dan mengemas barang-barang yang kami bawa. Kami mengemas barang- barang dengan membagi tugas. Agar cepat selesai, ada yang menurunkan tenda, mengumpul menghitung dan mengecek alat , serta menjadikan satu barang-barang yang sudah siap untuk dibawa pulang. Pukul 13.16 semua peralatan yang akan dibawa pulang sudah beres. Namun, bersamaan dengan itu gemuruh berbunyi menandakan bahwa sebentar lagi akan hujan. Sehabis berpamitan dengan kakak-kakak penunggu sekre palikar, kami bergegas pulang menuju posko dengan bawaan kami masing-masing.

Setelah melakukan perjalanan yang cukup macet diliputi hujan deras, kami sampai di posko pada jam 16.00. Sembari menunggu beberapa saudara yang belum datang kami mengisi kegiatan dengan bermain permainan pandemic, memasak empek-empek dan beristirahat. Kurang lebih pukul

17.10 semua sudah berada diposko, kami menutup perjalanan masa bimbingan divisi caving ini dengan membersihkan alat bersama-sama hingga jam menunjukkan pukul 23.00.

– END –