ronronYustina Ronny Puspita Intan Hapsari biasa dipanggil Ronron (846/SPA/2008), lahir di Klaten, 19 Januari 1989,alumni SMA Negeri 1 Klaten. Saat ini berstatus mahasiswa DIV STAN semester 9. Sebelum diterima di DIV bertugas di BPKP Perwakilan Sulawesi Utara. Ronron terpilih sebagai ketua STAPALA periode 2013-2014 pada Rapat Anggota 23/24 Nopember 2013 di TMII. Pada rapat terpanjang dalam sejarah STAPALA itu Ronron terpilih dengan suara terbanyak dan menjadi wanita pertama di Stapala yang menyandang jabatan Ketua umum.Untuk lebih mengenalnya, berikut ini wawancara singkat stapala.com akhir Januari 2014 lalu :

 

Apa yang ada di benak Kamu waktu dipilih sebagai ketua STAPALA di RAT 2013 kemarin ?

 

Waktu dipilih sebagai ketua STAPALA jelas syok, walau bukannya tidak menduga sama sekali. Karena waktu itu akhirnya diputuskan bahwa ketua umum tetap harus berasal dari mahasiswa.Jadi memang sadar bahwa kemungkinan terpilihnya cukup besar. tapi tetap saja syok, terutama karena terbayang betapa beratnya kepengurusan selama setahun ke depan.Tapi sebagai salah seorang yang berkeras bahwa ketua umum harus berasal dari mahasiswa,saya menyadari bahwa saya harus bertanggung jawab atas pilihan saya dan keputusan RAT tersebut. dan saya juga yakin bahwa walaupun memang akan berat, saya punya saudara-saudara yang siap mendukung saya dan pengurus harian untuk membawa STAPALA ke arah yang lebih baik.

 

Apa sih tantangan STAPALA setahun ke depan yang kamu lihat ?

 

Tantangan yang pertama saya lihat ketika diangkat sebagai ketua umum STAPALA adalah untuk regenerasi. Seperti yang disebut di atas, ketika saya dilantik (sebagai ketua) anggota Stapala jumlahnya terbatas sebagai dampak tidak adanya mahasiswa baru STAN. Memang untuk memenuhi kebutuhan dasar kepengurusan agar tetap running masih bisa dilaksanakandengan jumlah terbatas tersebut (termasuk harus berbagai SDM dengan MP) dan saat itu proses diklat bagi calon anggota baru sedang berlangsung dengan 90% panitianya berasal dari anggota yang terhitung sudah senior dan tetap berkomitmen untuk menyelenggarakan diklat sampai selesai. Namun, saya melihat yang berat justru setelah diklat tersebut berakhir dan anggota baru dilantik. Dengan kondisinya mereka adalah mahasiswa DIII tingkat I dan DI dan tidak memiliki kakak angkatan langsung yang akan mendampingi mereka selama berkegiatan dikampus, kita harus bisa mempersiapkan mereka sebagai angkatan yang mandiri baik dari segi teknis kepencintalaman, budaya-budaya dan nilai-nilai STAPALA maupun untuk menjalankan roda organisasi STAPALA. Selain itu tentu agar mereka bisa meneruskannya ke generasi berikutnya. Kemudian dengan dibentuknya badan alumni, tantangan berikutnya adalah untuk menyelaraskan kegiatan peran BPH, Badan Alumni dan MP agar bisa membentuk sinergi di bawah satu bendera STAPALA.

 

Apa program utama di kepengurusan kamu sekarang ?

 

Sesuai dengan kondisi yang diuraikan tadi, maka fokus utama untuk Badan Pengurus Harian tahun ini adalah membina dan mendampingi angkatan 2014 mengembangkan potensi mereka,mempersiapkan mereka menjadi angkatan yang mandiri, dan mampu meneruskan regenerasi tahun-tahun berikutnya. selain itu bersama-sama ketua badan alumni untuk meningkatkan komunikasi dan menggerakkan anggota-anggota stapala berstatus alumni melalui wadah kordinator wilayah. STAPALA memang salah satu unit kegiatan yang unik di kampus. Kami mempunyai anggota tidak hanyak di kampus, tapi juga tersebar di 40 an wilayah di Indonesia yang dikordinasi oleh korwil-korwil yang notabene adalah senior-senior Saya dari mulai angkatan 1979 . Untuk itu Badan Pengurus Harian harus selalu terprogram berkomunikasi dengan Badan Alumni.

 

Dengan posko yang pindah saat ini, Bagaimana komentar kamu ?

 

Ibarat sebuah keluarga, posko adalah rumah. Seluruh anggota STAPALA yang aktif pasti punya hubungan batin yang kuat dengan posko. Bukan posko dalam arti fisik, tapi posko dalam arti sebuah rumah bagi sebuah keluarga. Sebenarnya pasti ada rasa berat hati ketika harus meninggalkan posko 666 dan melihatnya dirobohkan. Bagaimana pun juga posko 666 adalah bukti fisik kuatnya persaudaraan STAPALA, dan kebanggaan kita bersama. Banyak hal yang dihasilkan dan banyak kenangan dari posko 666.Dari mulai bagaimana anggota STAPALA bergotong royong secara mandiri (dana) membangunnya sampai dengan bagaimana posko menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Tapi sebagai bagian dari warga kampus STAN, kita juga harus ikhlas dan mendukung lembaga untuk merapikan dan mengembangkan kampus tempat kita menuntut ilmu ini. Di manapun posko STAPALA, seperti apapun bentuknya, pastinya akan tetap menjadi rumah bagi semua anggotanya – tempat untuk pulang dan disambut hangat dalam nuansa kekeluargaan. Tempat belajar, tempat persaudaraan antar anggota dibentuk dan ditempa tanpa memandang perbedaan suku, agama, ras, ataupun angkatan. Dan posko selalu menjadi pemersatu jiwa-jiwa yang dinamis, penuh semangat untuk terus berkegiatan dan belajar dari alam.

(selalu tiba-tiba over-romanticize kalau urusan posko -__-)

 

Dengan tidak ada nya mahasiswa STAN 2 tahun terakhir, gimana kondisi SDM STAPALA dikampus saat ini ?

 

Harus diakui bahwa dengan tidak adanya mahasiswa stan 2 tahun terakhir, SDM yang tersedia di posko jadi sangat terbatas baik untuk running maupun regenerasi. Dan ini menjadi PR besar bagi pengurus tahun ini agar angkatan 2014 ini bisa tetap mengembangkan potensi mereka baik untuk hard skill dalam teknis kepencintaalaman maupun softskill dalam kemampuan berorganisasi. Tapi ini bukan hal yang tidak bisa kita atasi.

 

Dengan adanya Badan alumni yang dibentuk di RAT 2013., Bagaimana nih pendapat kamu?

 

Badan alumni adalah perkembangan lebih lanjut dari forum STAPALA alumni yang telah ada sejak 1994. Ini ide dan jalan tengah yang sangat bagus, karena memang disayangkan ketika anggota kita yang jumlahnya sangat banyak dan potensinya sangat besar ini tidak diacuhkan.Dan saya sangat kagum dengan semangat dan komitmen dari saudara-saudara yang aktif dalam pengurus badan alumni. memang pembentukannya ini berarti banyak PR yang harus diselesaikan sebelum bisa berjalan dengan lancar. Tapi saya yakin ketika badan alumni, badan pengurus harian, dan majelis pertimbangan saling bersinergi, hasilnya akan luar biasa.

 

Apa yang ada di benak kamu tentang regenerasi stapala ? Gimana kalau melihat di diklat 2014 yang lagi berlangsung..?

 

Bicara soal regenerasi, yang pertama terlintas tentu saja tentang diklat. Walau kalau bicara soal diklat pencinta alam, banyak pandangan-pandangan miring, terutama soal pressing fisik,saya bangga dengan diklat STAPALA. memang masih harus terus disempurnakan lagi, tapi selama ini diklat kita dilaksanakan dengan terstruktur dan rapi. Tekanan-tekanan fisik yang dilakukan pun bukan tanpa tujuan, begitu juga dengan tekanan mental. Memang kekosongan anggota dari DIII kemarin merupakan tantangan berat untuk regenerasi STAPALA. Tapi dengan dilantiknya anggota-anggota baru dari diklat 2014, sekarang kita punya anggota-anggota baru yang enerjik, penuh semangat, dan siap dibentuk. Dan kita juga punya anggota-anggota senior yang siap mendukung dan membina mereka. Memang saat ini mereka memang masih awam dan kompetensinya masih terbatas. Tapi di sisi lain mereka juga masih muda, waktu mereka untuk berkarya juga masih panjang. Ini adalah kesempatan dan juga tugas bagi kita sebagai pengurus dan senior untuk memfasilitasi kesempatan belajar mereka.

 

Bagaimana positioning stapala di lingkungan organisasi mahasiswa di STAN?

 

Dengan kondisi 2 tahun tidak menerima penerimaan mahasiswa baru, sekarang ini organisasi-organisasi mahasiswa di STAN baru mulai kembali menggeliat aktif kembali dan hampir seluruhnya adalah mahasiswa-mahasiswa baru yang bisa dibilang belum mengenal maupun melihat karya nyata STAPALA. tapi bahkan dengan kondisi demikian, STAPALA tetap jadi organisasi yang dihargai dan dihormati di kampus. Anggota-anggota yang baru dilantik pun sekarang banyak yang aktif di organisasi lain. Saya yakin, mereka bisa menciptakan kegiatan-kegiatan besar dan bermanfaat yang membuat kampus semakin hidup dan makin marak.STAPALA adalah organisasi untuk mahasiswa belajar hal-hal yang tidak bisa didapatkan di kelas.Belajar berjuang, bekerjasama, memimpin dan dipimpin, survive, dan lain-lain. Kita juga belajar menghadapi alam yang menantang, perubahan cuaca, dan yang terpenting belajar mengenal diri sendiri. Experiental Learning STAPALA ini akan  menumbuhkan softskill para mahasiswa. Yang sudah ada tapi tidak disadari. Yang menjadi bekal untuk bekerja nanti.

 

Bagaimana program kamu agar STAPALA bisa tetap menjaga hubungan pihak-pihak eksternal, baik di kampus mapun di luar kampus ?

 

Bukan hanya aktif di kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di kampus, sebaliknya kita juga berusaha mengundang atau melibatkan elemen-elemen kampus dalam kegiatan STAPALA.Termasuk waktu acara pelantikan anggota terakhir, sebenarnya juga diharapkan ada perwakilan dari lembaga dan elemen-elemen kampus yang bisa turut hadir waktu prosesi pelantikannya. Tapi ternyata belum bisa terwujud karena memang ada kegiatan-kegiatan lainyang berlangsung bersamaan dengan jadwal kita. Ya sudahlah tidak apa-apa, semoga di event berikutnya bisa terwujud. Kalau dengan sesama mapala, ada wadahnya melalui pusat koordinasi, baik di tingkat wilayah (PKW Jakarta Selatan II), tingkat daerah (PKDJabodetabeka) atau nasional (PKN). Kalau dulu sering ada latihan gabungan dengan mapala lain. Akhir-akhir ini jarang bisa ikut karena jadwalnya sering tabrakan dengan jadwal akademis STAN yang memang berbeda dengan kampus-kampus lain. Pengennya sih kedepannya terlibat lagi, sekaligus sebagai sarana sharing informasi dan skill kepencintaalaman dengan mapala lain.

 

Apa sih mimpi pribadi kamu yang terbesar tentang STAPALA.?

 

Yang jelas sih pengen banget mimpi SEVEN SUMMIT yang sudah digaungkan dari dulu bisa terwujud.Setidaknya ada ekspedisi, setelah terakhir Kita ekspedisi Elbrus, Rusia tahun 2011. Selain itu, sebenarnya ini sejalan dengan mimpi pribadi juga, syukur-syukur bisa diproyeksikan lewat stapala. pengen bisa punya… apa ya bahasanya… kontribusi yang adabentuk fisiknya dan sifatnya berkelanjutan buat masyarakat dan Indonesia. selama inikebanyakan kan kita bikinnya kegiatan dan sifatnya insidental. Pengen bikin misalnya perpustakaan atau taman baca buat daerah-daerah terpencil atau yayasan sosial buat mendukung pendidikan anak-anak yang kurang mampu. Semacam itu.